Exit 8 Review: Sensasi Nemenin Mas Mas Muter-muter di Lorong Stasiun

Lentera Takjub – Ketika memainkan The Exit 8, saya langsung teringat masa awal menjadi jurnalis di Jakarta. Kala itu, sering ada liputan premiere film di bioskop yang tersembunyi di dalam mal besar.

Saya lupa persisnya, Plaza Indonesia atau Grand Indonesia… pokoknya yang konon dulunya bekas hotel megah.

Setiap ke mal tersebut, saya bisa menghabiskan belasan menit hanya untuk mencari jalan menuju bioskop.

Interior mewah dan deretan toko yang memanjakan mata, membuat kompas di kepala seolah kehilangan arah. Mau bertanya pun malu, karena bukan sekali dua kali saya nyasar di sana.

Semuanya terasa mirip, dan satu-satunya cara keluar hanyalah dengan menandai detail pembeda, sedikit demi sedikit, sampai akhirnya menemukan jalur yang benar.

Nah, agak maksa memang nyambunginnya, tapi rasa tersesat yang menyesakkan itulah yang saya tangkap di game psychological horror besutan Kotake Create ini.

Game yang pertama kali rilis di Steam pada 29 November 2023 itu mengajak kita untuk berjalan menyusuri lorong stasiun bawah tanah ala Jepang, mencari jalan keluar.

Aturannya sederhana, bila menemukan anomali (kayak Tung Tung Sahur misalnya), berbaliklah. Jika tidak, terus lanjutkan langkah.

Terdengar gampang bukan? Nah masalahnya adalah, semakin dekat dengan jalah keluar, anomalinya sudah bukan modelan Tung Tung Sahur lagi, tapi menyamar ke hal-hal kecil.

Jadi benar-benar harus jeli, karena sekali saja salah mengabaikan detail, kita akan kembali ke titik awal. Semacam loop (pengulangan) yang akan bikin kita kembali ke tempat yang sama, lagi dan lagi.

Fenomena semacam ini sebenarnya terdengar familiar di telinga kita, karena sudah banyak diceritakan turun temurun oleh nenek atau teman kita, dengan setting gang-gang di kala sandekala, atau area pendakian gunung angker.

Dari game ke layar lebar

Mengiringi kesuksesan gamenya yang luar biasa, adaptasi filmnya pun akhirnya dibuat dengan memakai Genki Kawamura (Produser Kimi No Na Wa dan sutradara A Hundred Flowers) sebagai sutradaranya.

Kisahnya masih setia pada sumber aslinya. Tentang seorang mas mas (diperankan member boyband Arashi, Kazunari Ninomiya) yang terjebak di lorong bawah tanah tanpa ujung, dan dipaksa mengikuti aturan ‘gaib’ untuk bisa bertahan hidup.

Menariknya, di film yang juga bertajuk Exit 8 ini, Nino tak sekadar berakting, tapi turut terlibat dalam pembuatan naskah bersama Genki dan sang penulis skenario, Kentaro Hirase.

Hasilnya? meskipun mayoritas adegan hanya berfokus pada satu karakter dalam setting berulang, film ini berhasil menyuntikkan kedalaman emosional, mengubah kisah repetitif menjadi thriller psikologis tentang rasa bersalah, penyesalan, dan pencarian penebusan.

Filmnya kian kaya, melalui kehadiran beberapa karakter tambahan. Salah satunya sosok wanita misterius yang diperankan Nana Komatsu.

Kemunculan para karakter baru itu sukses menambah lapisan dramatis, dan menghadirkan ketegangan sekaligus kebimbangan yang menyesakkan.

Lebih dari sekadar horor

Bagi saya pribadi, Exit 8 bukan sekadar soal horor di lorong bawah tanah, tapi juga bisa dijadikan refleksi tentang hidup, di mana kita kadang merasa terjebak, berputar-putar di masalah yang sama.

Saat itu terjadi, pilihannya hanya dua, menyerah mengikuti loop itu selamanya, atau berani mencari “anomali,” hal-hal tak biasa nan kecil yang sering luput kita sadari, yang diam-diam menjadi biang keladi dari masalah kita.

Ya! Terkadang, kita hanya perlu mengakui kesalahan, mendengar nurani, dan melihat dengan lebih jernih agar bisa menemukan jalan keluar.

Kembali ke filmnya, Exit 8 sukses menyuguhkan rasa frustrasi sekaligus sensasi tegang yang konsisten di sepanjang durasinya. Di samping beberapa kekurangan yang menurut saya tidak terlalu fatal, film ini layak bersanding di deretan horor terbaik tahun 2025 dengan skor pribadi saya, 7,5/10.

Tak heran jika film ini mendapat standing ovation saat pertama kali diputar di Festival Cannes 2025, Prancis beberapa waktu lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!